Jumat, 15 Oktober 2010

Manusia Indonesia Begini Adanya..Anda termasuk yg mana?

Bentar2 jangan marah dlu.
Oke gan daripada aye kebanyakan cingcong gajelas ente baca sendiri pelan2 & ente renungi kenyataan + realitanya yah....

Ketika korupsi makin meluas meski sudah banyak dibuat lembaga antikorupsi, bahkan jaksa, polisi, pejabat lembaga antikorupsi, pun ramai-ramai korupsi, tidak perlu heran karena Pak Mochtar Lubis sudah mengulasnya panjang-lebar pada 1970-an. Watak-watak yang disitir Mochtar Lubis, menurut saya, masih sangat relevan. Bahkan, semakin menjadi-jadi.

1. MUNAFIK.

Lain di bibir lain di laku. Ikut maki-maki korupsi, tapi dia sendiri seorang koruptor. Korupsi yang parah, kata Mochtar Lubis, akibat watak manusia Indonesia yang munafik ini.

"Sikap munafik sudah ditanam ke dalam diri manusia Indonesia oleh manusia Indonesia lainnya yang lebih berkuasa dan menindas serta memeras, merampas, dan memperkosa kemanusiaan mereka. Ini dipertebal lagi oleh datangnya kekuasaan dari luar seperti Portugis, Spanyol, Belanda," tulis Mochtar Lubis.

Orang Indonesia dikenal paling rajin beribadah. Masjid penuh, gereja sesak, vihara ramai. Terantuk batu sebut nama Tuhan, batuk sebut Tuhan, ditanya apa kabar, jawabannya ya sebut nama Tuhan. Tuhan. Tuhan. Tuhan. Allah. Allah. Allah. Allah. Tapi korupsi di Indonesia luar biasa. Termasuk di lingkungan Departemen Agama yang mengurus ibadah haji dan ibadah-ibadah lainnya. Kok iso ngene, Rek!



2. ENGGAN BERTANGGUNG JAWAB.

"Bukan saya," kata-kata ini sangat populer di Indonesia.
Kalau kebijakan salah, kesalahan digeser ke bawahan, kemudian digeser lagi ke bawah dan bawah lagi. Si bawahan berkilah: "Saya hanya melaksanakan perintah dari atasan."

"Sebaliknya, jika ada sesuatu yang sukses, gilang-gemilang, maka manusia Indonesia tidak sungkan-sungkan tampil ke depan menerima bintang, tepuk tangan, surat pujian, piagam penghargaan, dan sebagainya," kata Mochtar Lubis.


3. BERJIWA FEODAL.

Berkembang dengan cemerlang di kalangan atas dan bawah. Sikap asal bapak/bunda senang (ABS) ada di mana-mana. Jiwa feodal ini berakar pada sikap manusia Indonesia terhadap kekuasaan. Zaman dulu raja dianggap beroleh kuasa dari Tuhan atau dewa. Raja ganti presiden, gubernur, bupati, camat... jiwa ini tetap lestari.

4. PERCAYA TAKHAYUL


Hari baik hari buruk. Percaya tempat-tempat keramat. Sekarang pun, meski teknologi berkembang luar biasa, takhayul tetap ada. Pernah ada menteri agama [menteri agama lho!] memerintahkan penggalian situs batu tulis karena ada harta karun. Sekarang pemerintah getol mewacanakan blue energy, bahan bakar dari air. Pakar-pakar tertawa karena tidak masuk akal.

Pejabat-pejabat pelihara dukun atau paranormal. Menjelang pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah, dukun laku keras.

5. WATAK LEMAH

Manusia Indonesia tidak kuat mempertahankan keyakinan. Manusia Indonesia bisa dibeli dengan uang dan fasilitas. Teman-teman aktivis yang mengaku berjuang untuk rakyat tiba-tiba berubah posisi. Ternyata, di belakang dia sudah terima uang dan fasilitas. Uang habis, teriak lagi. "Pelacuran intelektual amat mudah terjadi dengan manusia Indonesia," tulis Mochtar Lubis.

6. ARTISTIK

Ini satu-satunya karakter yang baik. "Bagi saya, ciri artistik manusia Indonesia adalah yang menarik dan mempesonakan dan merupakan sumber dan tumpuan harapan bagi hari depan manusia Indonesia," kata Mochtar Lubis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar